Generasi
90an pasti mengenal “Si Komo”, kalau sedang terjebak dalam kemacetan lalu ada
yang bertanya, “Kenapa macet?”... Jawabannya karena ada “Si Komo” lewat. “Si
Komo” boneka komodo yang selalu mendampingi Kak Seto. Apa benar kemacetan
karena “Si Komo” lewat? Tentu saja tidak. Tapi, anekdot ini populer pada saat
itu dan “Si Komo” hanya bisa menjawab “Weleh..weleh..”
Kota-kota
besar akrab dengan kata “macet” contohnya Jakarta. Siapa yang tidak mengenal
kota satu ini, ibukota negara Indonesia yang menyimpan banyak cerita. Banyak
orang yang berbondong-bondong ke Jakarta hanya untuk mengais rezeki. Tak heran,
Jakarta saat ini sudah sesak dengan jumlah penduduk yang kian bertambah dan
menyimpan beragam masalah. Kemacetan Jakarta seiring dengan volume kendaraan yang
terus meningkat tetapi tidak dibarengi dengan pertambahan jalan.
Banyak faktor yang menyebabkan kemacetan selain volume kendaraan. perbaikan
jalan, kecelakaan, pelaku penggendara motor yang tidak disiplin sehingga
menimbulkan antrian panjang juga bisa menjadi pemicu kemacetan.
Bagaimana dengan polisi? Ya,
tentunya ketika kemacetan terjadi polisi diharapkan bisa sigap mengatasi
masalah tersebut. Sama seperti yang dilakukan Hoegeng saat dulu pernah menjabat
sebagai Kapolri disebutkan dalam buku biografinya “Hoegeng – Oase Menyejukkan
Di Tengah Perilaku Koruptif Para Pemimpin Bangsa.” Bahwa beliau terjun langsung
mengatur lalu lintas ketika terjadi kemacetan padahal sudah menjabat sebagai Kapolri.
Beliau bisa saja memerintahkan anggotanya tetapi beliau terjun langsung
mencontohkan bahwa polisi sebagai pengayom dan pelayan masyarakat menjadi suatu
kewajiban untuk mengatur lalu lintas sehingga kemacetan bisa teratasi. Hal
tersebut, bisa menjadi gambaran bagi para polisi Indonesia saat ini mengenai
tugas dan tanggungjawab sebagai polisi.
Beberapa langkah sudah dilakukan polisi untuk mengatasi kemacetan tetapi
masyarakat tentunya masih ingin melihat sepak terjang polisi untuk mengatasi
hal tersebut. Contohnya, era digital yang berkembang saat ini dimana masyarakat
bisa menumpahkan pendapat,kritikan,saran melalui media sosial.
Akun twitter @TMCPoldaMetro
dan facebook tmcpoldametrojaya juga
bisa dijadikan sebagai sarana informasi dan komunikasi antara masyarakat dan
polisi. Hal ini bisa digunakan sebagai sarana yang cepat dalam membantu tugas
polisi khususnya jika terjadi kemacetan. Masyarakat bisa langsung
menginformasikan jika ada kemacetan ataupun sebaliknya masyarakat mendapatkan
informasi mengenai kemacetan.Tapi, hal itu semua akan lebih baik juga diiringi
dengan langkah nyata dari kepolisian untuk selalu sigap dan tanggap terjun
langsung di lokasi dalam mengatasi kemacetan layaknya Hoegeng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar