Kamis, 10 September 2015

Mengurai kemacetan dari Komo hingga Hoegeng

Generasi 90an pasti mengenal “Si Komo”, kalau sedang terjebak dalam kemacetan lalu ada yang bertanya, “Kenapa macet?”... Jawabannya karena ada “Si Komo” lewat. “Si Komo” boneka komodo yang selalu mendampingi Kak Seto. Apa benar kemacetan karena “Si Komo” lewat? Tentu saja tidak. Tapi, anekdot ini populer pada saat itu dan “Si Komo” hanya bisa menjawab “Weleh..weleh..”

Kota-kota besar akrab dengan kata “macet” contohnya Jakarta. Siapa yang tidak mengenal kota satu ini, ibukota negara Indonesia yang menyimpan banyak cerita. Banyak orang yang berbondong-bondong ke Jakarta hanya untuk mengais rezeki. Tak heran, Jakarta saat ini sudah sesak dengan jumlah penduduk yang kian bertambah dan menyimpan beragam masalah. Kemacetan Jakarta seiring dengan volume kendaraan yang terus meningkat tetapi tidak dibarengi dengan pertambahan jalan.
Banyak faktor yang menyebabkan kemacetan selain volume kendaraan. perbaikan jalan, kecelakaan, pelaku penggendara motor yang tidak disiplin sehingga menimbulkan antrian panjang juga bisa menjadi pemicu kemacetan.
Bagaimana dengan polisi?  Ya, tentunya ketika kemacetan terjadi polisi diharapkan bisa sigap mengatasi masalah tersebut. Sama seperti yang dilakukan Hoegeng saat dulu pernah menjabat sebagai Kapolri disebutkan dalam buku biografinya “Hoegeng – Oase Menyejukkan Di Tengah Perilaku Koruptif Para Pemimpin Bangsa.” Bahwa beliau terjun langsung mengatur lalu lintas ketika terjadi kemacetan padahal sudah menjabat sebagai Kapolri.
Beliau bisa saja memerintahkan anggotanya tetapi beliau terjun langsung mencontohkan bahwa polisi sebagai pengayom dan pelayan masyarakat menjadi suatu kewajiban untuk mengatur lalu lintas sehingga kemacetan bisa teratasi. Hal tersebut, bisa menjadi gambaran bagi para polisi Indonesia saat ini mengenai tugas dan tanggungjawab sebagai polisi.
Beberapa langkah sudah dilakukan polisi untuk mengatasi kemacetan tetapi masyarakat tentunya masih ingin melihat sepak terjang polisi untuk mengatasi hal tersebut. Contohnya, era digital yang berkembang saat ini dimana masyarakat bisa menumpahkan pendapat,kritikan,saran melalui media sosial.
Akun twitter @TMCPoldaMetro dan facebook tmcpoldametrojaya juga bisa dijadikan sebagai sarana informasi dan komunikasi antara masyarakat dan polisi. Hal ini bisa digunakan sebagai sarana yang cepat dalam membantu tugas polisi khususnya jika terjadi kemacetan. Masyarakat bisa langsung menginformasikan jika ada kemacetan ataupun sebaliknya masyarakat mendapatkan informasi mengenai kemacetan.Tapi, hal itu semua akan lebih baik juga diiringi dengan langkah nyata dari kepolisian untuk selalu sigap dan tanggap terjun langsung di lokasi dalam mengatasi kemacetan layaknya Hoegeng.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar